Monday, April 15, 2013

Kalung Cincin

Oleh Daviatul Umam el-S

Seperti kalung dan cincin
Tubuhku bergantung di lehermu, melingkari jarimu
Tak terpahat namun melekat, belenggu terpikat
Pada kita
Sebagaimana aku telah menginap dalam perutmu
Demikian pula dunia mengajakku bermain
Melewati keindahan rahimmu

Sungguh malu
Malu sebab itu, jika aku tak mampu mengundangmu ke alam firdaus
Tapi terlanjur kumenitip jejak duri akan rasamu
Saat ini aku akan melagukan sesal pada Tuhan
Aku ingin pulang ke halaman purba
Seperti kalung dan cincin yang tak ingin digenangi debu

Alangkah indah kalau aku lumpuh
Dari pada melihat sampahku sendiri hinggap di matamu
Kalaupun aku bertanya
:Kota mana? Negeri apa? yangharus kuhadiahkan
Yakin kau tak mau, yakin aku tahu
Tanganmu tak kan penuh hanya dengan itu

Air susu yang telah kucicipi
Mahal tak bisa dibeli, sulit didapati
Tak seperti kalung dan cincin
Takarannya tak bisa terhitung dengan angka
Itulah yang menjadi perantara
Melegendakan langkah-langkahku hingga dewasa
Tanpa memikirkan keterluntaan, kesakitan, dan kerentaan
Terdahulu aku yang merdeka

Kau
Tak seperti kalung dan cincin
Kalau emas dibanggakan sebagai hiasan
Kalau mainan disia-siakan kadang dibuang
Tak pantas bagiku
Lantaran aku punya nama harum telah menyemerbak dalam kalbu
:anakmu.

No comments:

Post a Comment

Popular Post