Monday, April 15, 2013

Menjelang Matahari Kedua

Oleh Santri PP. Annuqayah daerah Lubangsa, Guluk-guluk Sumenep, Madura, JATIM.

Permisi, Dewi
Aku akan membakar duri itu
Hingga punah menjadi abu
Sampai pijar menyala dalam kesunyian gelapmu
Yang tak mungkin kunjung sirna

Aku ingin bibir kita berkelahi
Dalam singgasana waktu
Sampai gerhana bulan tak bisa terobati
Bisakah engkau?
Jika kejora menatapku, kau menghalanginya mengikuti matahari
Lalu temani aku berpuisi, Dewi
Untuk sekedar menguras mimpi yang kulewati

Permisi, Dewi
Aku akan memerankanmu sebagai samudera yang dihuni seluruh rindu
Adalah cita-cita terbesar bagiku
Demi sempurnanya hidupku dalam kalender tua
Tanpa kekosongan jarak yang mengintip berbagai rasa
Sebab itulah aku tak ingin harta
Lantaran sudah cukup dengan menguasai seluruh tubuhmu
Aku paling terkaya.

No comments:

Post a Comment

Popular Post